Bagaimana Menjadi Guru Profesional di PAUD ?

    


    Pendidikan pada anak usia dini merupakan upaya memfasilitasi perkembangan anak secara komperhensif dari seluruh aspek kepribadian anak. Peningkatan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya sejalan dengan pertumbuhan fisik yang dialaminya. Hal ini dilakukan agar proses perkembangan anak tidak mengalami kendala atau hambatan pada masa perkembangannya yang sangat diperlukan untuk modal berinteraksi dengan lingkungannya.

     Oleh sebab itu, pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian banyak sekali kalangan, baik para orang tua, para pakar pendidikan, masyarakat, dan  pemerintah. Perhatian yang begitu besar  terhadap pendidikan anak usia dini dapat dimengerti karena berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada masa usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak di tahap berikutnya dan  bisa meningkatkan produktivitas kerja pada masa dewasa. 

    Tetapi, dalam kenyataan sehari-hari, praktik pembelajaran PAUD, misalnya pada Taman Kanak-Kanak, sudah menjadi permasalahan pada Indonesia dari beberapa tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan pola pembelajaran yang dilaksanakan cenderung bersifat akademis, yaitu pembelajaran yang lebih menekankan di pencapaian kemampuan anak dalam membaca, menulis, serta berhitung. Pembelajaran kurang memperhatikan usia dan  tingkat perkembangan anak. Kesamaan ini ditimbulkan antara lain oleh pemahaman yang keliru  terhadap konsep pembelajaran awal di anak usia dini. Padahal seharusnya pembelajaran yang dilakukan pada anak usia dini ialah buat berbagi seluruh potensi meliputi fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.

    Kualitas tenaga pendidik di Indonesia sendiri belum sepenuhnya profesional. Minat masyarakat untuk menjadi seorang guru PAUD tidak terlalu banyak, dikarenakan gaji yang diberikan minim. Padahal tahap perkembangan anak usia dini harus disiapkan secara matang. Pada fase ini merupakan masa yang baik untuk mencetak generasi yang cemerlang. Membentuk karakteristik anak yang dapat dibanggakan di kemudian harinya. 

Bagaimana cara meningkatkan kualitas PAUD di Indonesia ?

    Pada saat ini, pemerintah sudah membelakukan bahwasannya untuk menjadi guru PAUD diharuskan lulusan sarjana 1 di pendidikan anak usia dini ataupun psikiologi. Menjadi seorang pendidik dikalangan anak usia dini itu tidaklah muda. Ibarat kita merawat bibit tanaman agar bertumbuh dengan baik, butuh perhatian khusus. Butuh kesabaran, ketelatenan, dan pandai bersikap kepada anak. Sebab anak itu, belum bisa memfilter mana yang buruk dan mana yang benar. Berbeda ketika kita mengajar anak SD, SMP, SMA, dan mahasiswa yang sudah tahu mana yang baik dan benar. 

    Sikap dan perilaku sebagai guru anak usia dini haruslah mencerminkan akhlak yang baik. Memang sulit dan tidak mudah nyatanya untuk menjadi seorang guru yang profesional. Oleh karena itu, disini saya akan memberikan apa saja yang dibutuhkan oleh guru untuk menjadi pendidik yang profesional ? Yuk, simak pembahasan kali ini.

Tuntutan untuk peningkatan kualitas profesionalisme guru, maka guru harus selalu berusaha melakukan hal-hal sebagai berikut

Pertama, memiliki pemahaman tuntutan standar profesi yang ada, yaitu guru berupaya memahami tuntutan standarprofesi yang ada dan ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru ingin meningkatkan profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan, yaitu persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara.Profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik, Memenuhi standar profesi ini, guru harus belaiar secara terus menerus sepanjanghayat, Guru harus membuka diri, mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya. 

Kedua, mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, artinya upaya untuk mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi guru. Maka, dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai, guru memiliki posisi  yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. 

Ketiga, membangun hubungan masyarakat yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi. Upaya membangun kerja sama yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses. Agar mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui networking inilah guru memperoleh akses terhadap inovasiinovasi di bidang profesinya dan akses sosial yang lainnya. 

Keempat, mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada peserta didik maupun wali murid, merupakan suatu keharusan di era reformasi pendidikan sekarang ini. Artinya, semua sektor dan bidang dituntut memberikan pelayanan prima kepada peserta didik. Maka, Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada pengguna yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik vang didanai, diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Dengan demikian, guru harus mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik. 

Kelima, membuat inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar guru senantiasa tidak ketinggalan tidak “gaptek” (gagap teknologi) dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi dengan menggunakan LCD dan komputer (hard technologies) dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan, menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Sebab, perkembangan teknologi “informasi dan internet” merupakan faktor pendukung utama percepatan yang memungkinkan tembusanya batas-batas dimensi ruang dan waktu yang tentu juga akan berpengaruh pada paradigm pendidikan termasuk profesi guru dalam menjalankan tugasnya. 

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi serta perubahan masyarakat yang lebih praktis, terbuka dan era reformasi pendidikan akan menghasilkan suatu tekanan dan tuntutan terhadap profesionalisme guru dalam pemberdayaan teknologi komunikasi informasi tersebut, termasuk dalam hal pertanggungjawaban atau akuntabilitasnya profesinya, sebab profesi guru termasuk profesi yang kompetitif. Demikian, guru harus siap dan bersedia untuk diuji kompetensinya secara berkala untuk menjamin agar kinerjanya tetap memenuhi syarat profesional yang terus berkembang. Sebab, di masa depan dapat dipastikan bahwa profil kelayakan guru akan ditekankan kepada aspek-aspek kemampuan membelajarkan siswa yang dimulai dari merencanakan atau merancang, menganalisis, mengembangkan, mengimplementasikan dan menilai pembelajaran yang berbasis pada penerapan teknologi pendidikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inkuiri PAUD

Pemilihan Strategi dalam Pembelajaran di PAUD

Sumber Belajar