Inkuiri PAUD


    Peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa.

     Pembelajaran Inkuiri pada anak usia dini melibatkan proses pengamatan, baik dilakukan anak secara individu maupun kelompok untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan yang dihadapi anak pada proses belajar, pengamatan yang dilakukan dengan cara eksperimen.Seringnya inkuiri di tingkat PAUD ini melibatkan anak secara langsung untuk membuat eksperimen, tentunya anak terlibat langsung dan mencoba bagaimana melakukan sesuatu.

    Contoh membuat gunung meletus. kita dapat memberikan video tentang cara membuat eksperimen gunug meletus, selanjutnya guru memberikan contoh langsung/praktik langsung proses pembuatannya.mulai dari gunung yang dibuat dari playdough, adonan tepung, ataupun clay. Kemudian mempraktikkan cara menciptakan letusan dari soda, pewarna, cuka agar menimbulkan letusan yang menarik dan besar. setelah adanya aktivitas membuat langsung, anak diajak untuk menganalisis bagaimana proses pembuatan gunung meletus dari awal - hingga akhir/selesai.  Serta apa saja yang menyebabkan adanya gunung meletus.

    Eksperimen ini bisa memunculkan ide dan kreativitas anak karena anak terlibat secara langsung sehingga anak dapat menceritkana ulang proses yang dilakukan tadi. hal ini secara tidak lagsung juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan anak tentang bagaimana gunung meletus yang sesunguhnya. bagaimana dampak yang dihasilkan dan apa yang harus dilakukan jika ada gunung meletus. Proses eksperimen membuat gunung mungkin saja sulit dilakukan anak secara individu. namun ada pula aktivitas lainnya seperti menamam jagung/kacang hijau. anak ditugaskan untuk selalu mengawasi pertumbuhannya, memberi air/pupuk setiap hari, mengukur tinggi dan pertumbuhannya, kemudian mencatat dan melaporkan kepada guru/kelas saat presentasi. Hal seperti inilah yang dapat dilakukan guru, memberi fasilitas bagi anak untuk parktik langsung, memberi pengarahan dan menyediakan ruang bagi anak untuk mempresentasikan hasil kerjanya. 

    Contoh kegiatan lainnya yaitu melukis dengan jari. Melukis dengan jari bagi anak usia dini memang akan terlihat berantakan. Aktivitas ini sederhana dan bisa membuat perasaan anak menjadi senang. aktivitas melukis dengan jari dimulai dari anak mencelupkan jari-jarinya ke dalam cat dan menggoreskannya di atas kertas. Anak akan merasa senang jika melihat sesuatu yang berwarna-warni, maka hal tersebut akan membuat anak ketagihan dan ingin mencobanya lagi karena melihat garis-garis terbentuk dari tetesan dan cipratan yang dibuat anak. Anakpun akan merasa lebih percaya diri sehingga jika anak sudah merasa nyaman dan senang dengan kegiatan yang diberikan guru, maka tahap selanjutnya ada kemungkinan anak mau untuk mencoba menggunakan kuas atau krayon sebagai pengganti cat air.

    Karakteristik dalam penggunaan pendekatan inkuiri adalah menekankan pada kualitas pembelajaran. Karena dengan penggunaan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapannya. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran kegiatan berkomunikasi siswa dengan guru, atau guru dengan siswa akan sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa untuk belajar juga merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

Ada 5 prinsip dalam strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut, 

1. Prinsip Orientasi Perkembangan Intelektual Siswa Pembelajaran berbasis inkuiri dirancang oleh para ahli pendidikan dengan tujuan agar dapat meningkatkan perkembangan intelektual anak (siswa). Oleh karena, selama pembelajaran dilangsungkan dengan model pembelajaran berbasis inkuiri ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh anak sangat penting, tidak melulu hanya memperhatikan hasil belajarnya saja.

2. Prinsip Interaksi dan Kolaborasi Melalui pembelajaran berbasis inkuiri, siswa didorong untuk selalu berinteraksi dengan semua siswa lainnya melalui diskusi-diskusi. Guru harus mampu membuat siswa termotivasi untuk berkolaborasi dengan teman-teman di dalam kelompoknya. 

3. Prinsip Bertanya, dalam proses pembelajaran berbasis inkuiri, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru sebagai fasilitator belajar sangat penting. Pertanyaan-pertanyaan diarahkan sehingga siswa terpacu untuk berpikir dan mengembangkan kemampuan kognitifnya.

4. Prinsip Belajar Berpikir 

Ketika siswa diberi rangsangan atau stimulasi di awal pembelajaran, maka akan muncul rasa ingin tahu pada diri mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka berpikir. Ketika mereka melontarkan pertanyaan-pertanyaan, itu menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa ingin tahu, dan juga berpikir.

5. Prinsip Keterbukaan dan Kesempatan Guru bukan satu-satunya sumber informasi dan juga bukan sumber informasi utama. Informasi dan pengetahuan akan diperoleh siswa dari kesempatan yang diberikan oleh guru untuk mengeksplorasi hal yang ingin diketahui lebih dalam oleh siswa. Adanya keterbukaan bagaimana cara siswa menemukan dan di mana ia menemukan informasi yang dibutuhkan adalah juga merupakan prinsip penting dalam pembelajaran berbasis inkuiri ini. Setiap kelompok-kelompok siswa mungkin akan menggunakan cara-cara dan metode-metode, serta sumber informasi yang berbeda selama proses pembelajarannya.


Manfaat Inkuiri :

1. Meningkatkan rasa ingin tahu. 

2. 'Pemanasan' untuk otak

3. Membangun sikap inisiatif dalam diri anak

4. Membuat anak-anak lebih cinta dengan proses belajar

5. Membuat anak lebih paham dengan apa yang dipelajarinya

6. Memberikan kebebasan untuk anak dalam mencari apa yang ia sukai

7. Membentuk pandangan siswa terhadap topik tertentu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemilihan Strategi dalam Pembelajaran di PAUD

Sumber Belajar