Talent Itu Gak Instant

 


Waktu kita kecil pasti ibu pernah mengarahkan kita ikut lomba. Entah itu lomba 17 Agustusan atau lomba yang diselenggarakan di luar rumah. Dahulu saya suka sekali mengikuti lomba 17 Agustusan. Pernah jadi juara 2 dan 3 lomba, menangkap belut dan gandul terong. Tahukan gandul terong ? Jadi terongnya diikat pakai tali terus ditaruh dipinggang. Tantantangannya menendang bola dengan terong tersebut. Haha lucu ya. Selain itu saya juga pernah mengikuti lomba mewarnai dan melukis. Namun, sayangnya saya kalah. Gak papa yang penting punya pengalaman. Ketiga guru bertanya, "Anak-anak cita-citanya apa ?" saya menjawab, " Jadi dokter guru, prisenter, penyanyi dan masih banyak lagi," polosnya diriku. Saya dulu, juga senang sekali menyanyi dan menari. Sayangnya, ketika ingin mengikuti ajang pencarian bakat tak bisa ku mengikuti tempo nadanya. Ibu pernah mengujiku untuk karoke di rumah, apalah daya semua hancur berantakkan.

Selang beberapa tahun, SD,SMP,SMA cita-citanya mulai berubah. Bukan menjadi dokter dan guru lagi, melainkan jadi pengusaha dan seorang ibu yang mampu mendidik anaknya dengan baik dan benar. Saya punya pengalaman, ketika harus memilih jurusan saat memasuki bangku SMA, danem saya kurang mencukupi untuk masuk ke SMA Negeri. Akhirnya ibu saya menyarankan untuk masuk ke SMK Negeri. Rencananya saya akan masuk di jurusan tata boga, perawat sosial, dan pertanian. Ibu saya mengarahkan ke jurusan tata busana. Saya mengikuti, apa kemauan ibu. Setelah masuk di jurusan tata busana, saya merasa keberatan dengan semua materi yang disampaikan oleh guru. Mengenal pola dasar, menggambar, dan menjahit. Dari dulu saya tidak suka namanya menghitung. Saya selalu suka menghitung dengan kalkulator. Hayo siapa yang sama seperti saya. Alhamdulillah 3 tahun berjalan dengan mulus.Masuk pada jenjang berikutnya yaitu, perguruan tinggi. Saya merasa bahwa potensi mempelajari ilmu agama adalah minat saya. Sayangnya ibu saya kurang percaya diri untuk mengizinkan di bidang tersebut. Alasannya, daya saing kuat pasti peminatnya banyak. Ibu saya memberikan pilihan masuk di jurusan tata busana atau pendidikan keguruan madrash ibtidaiyah atau pendidikan anak usia dini atau mending kerja terlebih dahulu. Tidak, saya mau kuliah saja perihal kerja toh nanti bisa belakangan. Istilahnya kuliah sambil kerja.

Saya bersyukur sekali, ketika orang tua mampu mengarahkan saya menuju jalan kebaikan. Terlebih lagi kepada ibu saya yang sudah mendidik sedari kecil. Ibu selalu mensuport kemampuan saya. Ibu percaya kalau saya bisa menjahit, membuat sebuah karya, dan lain -lain. Allah selalu memberikan kesempatan kepada seorang hamba agar senantiasa menggali potensinya. Kita tidak tahu, kelak di masa yang akan datang seperti apa. Allahlah perancang masa depan kita yang paling ciamik. Tugas seorang hamba hanya berusaha dan berdoa. Jangan sia - siakan kesempatan waktu yang telah diberikan oleh Allah. Karena kesempatan itu lebih penting daripada punya bakat tapi gak punya kesempatan. Jadi syukuri kesempatan yang dipunya untuk melakukan yang terbaik.Kesempatan yang aku punya adalah berdakwah, maka berdakwah inilah yang harus dioptimalkan lebih maksimal. Ketimbang memikirkan bakat saya apa ? Tanpa melakukan tidakan apapun. Sesungguhnya bakat itu dapat ditemukan di sebuah passion. Pekerjaan yang berasa" ini gue banget" akan terlihat menonjol sebagai bakat. 


Bicara tentang bakat kalian tahu gak sih ? Apa itu bakat ? Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus.Pembangan potensi pada anak dalam rangka mengengembangkan bakat dan minat anak, bisa dilakukan oleh orang tua tanpa dengan memaksakan anak untuk mengikuti ajang pencarian bakat atau sejenisnya. Pengembangan potensi anak bisa dilakukan dengan mengikuti sanggar-sanggar atau pelatihan yang lain dalam rangka pembentukan karakter kepribadian anak. 

Lantas bagaimana cara mengetahui bakat dan minat anak ?Minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Cara dalam memahami dan mengembangkan bakat minat pada anak, dapat dilakukan dengan:

 1) Orangtua sendiri perlu menunjukkan minat terhadap bidang kegiatan tertentu, mempunyai hobi, senang membaca, dan menyediakan bahan bacaan yang cukup dan beragam. 

2) Menciptakan lingkungan rumah yang baik. Tempat orangtua berperan serta dalam kegaitan intelektual, atau dalam permainan yang meningkatkan daya pikir anak. 

3) Menyempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan anak dengan sungguh-sungguh. Kalau belum dapat menjawab pertanyaan anak, sebaiknya mengajak anak itu untuk mencari jawaban bersama-sama.

 4) Mengajak anak mengunjungi museum, perpustakaan, tempat bersejarah, pusat kebudayaan atau kesenian. Beri mereka kesempatan bertemu dengan orang lain yang mempunyai keahlian atau keterampilan tertentu. 

5) Memberi kesempatan kepada anak agar melakukan sesuatu sendiri, untuk memupuk kemandirian, kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab

Lebih spesifik lagi, kita bisa loh melihat bakat dan minat anak usia dini saat bermain. Dilihat dari kreativitasannya. Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif, bila ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan, oleh karena itu perlu dipupuk sejak usia dini. Melalui aktivitas bermain yang sistematis dan disesuaikan dengan kelompok usia pertumbuhan dan perkembangan maka potensi kreativitas anak akan berkembang secara optimal. Bermain sangat penting bagi anak. Penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) menyatakan bahwa anak bermain karena mereka punya energi berlebih. Anak bermain karena mereka berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Jadi bermain sangat besar sumbangannya terhadap daya kreativitas anak usia dini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Belajar

Kunci Pendidikan Profesional

Konsep strategi pembelajaran