Lakukan ini ! Pembelajaran akan kondusif

 


Berbicara mengenai  anak pada usia dini, dimana telahir dengan suci. Bersih dari dosa, polos, lucu, dan menggemaskan. Melihat perkembangan si kecil beranjak memamusiki beberapa bulan, sudah mulai tengkurep, menyangga leher, duduk, merangkak, hingga berjalan. Anak mulai meniru perkataan orang disekitar, berekspresi, bermain, mengenal benda  dan sebagainya. Pada tahap pembelajaran anak harus dibimbing secara maksimal. Orangtua sebagai pendidik pertama, menjadi suri tauladan pembentukkan karakter. Kunci utama pembentukan generasi gemilang, apabila orangtua mampu mengenal Sang Penciptanya, tujuan dia diciptakan, serta mengimani Rasul-Nya. Berharap kelak sanggup menghadapi perkembangan zaman. Bukan orangtua saja yang berperan aktif mendidik anak, gurupun ikut berpartisipasi di dalamnya.

Berdasarkan pendapat Piaget, pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif pada anak seperti agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman utuh dan komprehensif, agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya, agar anak mampu mengembangkan pemikiranpemikirannya dalam rangka menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya, agar anak memahami berbagi symbol-simbol yang tersebar di dunia sekitarnya, agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi secara melalui proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan).  Maka daripada itu, terciptalah sebuah lembaga yakni sekolah sebagai sarana edukasi tepat. Pencentak penerus bangsa dan negara bahkan pemimpin dunia.  Tenaga pendidikan perlu memiliki visi dan misi agar proses pembelajaran berjalan lancar.

Terlebih lagi pada masa emasnya anak, proses pembelajaran di kelas tidak terlepas dari bagaimana peran guru dalam menciptakan suasana belajar, strategi pembelajaran, media, model pembelajaran yang digunakan. Antara guru yang membelajarkan harus tercipta korelasi yang efektif dan efisien agar proses pembelajaran pada anak dapat berlangsung dengan baik. Mills (1989:4) berpendapat bahwa: “model” adalah bentuk reprensentasi akurat, sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang yang bertindak berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interprensi atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh beberapa sistem. Di samping penggunaan modelmodel pembelajaran yang baik di kelas, pendekatan pembelajaranpun juga tidak kalah penting yang harus diperhatikan oleh guru anak usia dini dalam pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran juga ada strategi pembelajaran yang merupakan cara guru dalam mengatur, mengintregasikan semua urutan kegiatan pembelajaran di kelas serta mengorganisasikan tema-tema yang diajarkan dengan media, waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.  Menurut teori Piaget (Hetherington & Parke, 1975) salah satu model pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh seorang guru pada umumnya adalah dengan menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL).

Saya sempat mewawancari seorang guru PAUD di daerah rumah. Beliau menceritakan tentang  keaktifan murid-murid belajar mengenal alam (rekreasi), bermain, menari/senam, dan masih banyak lagi. Walaupun terkadang anak-anak suka  tidak bisa diam ketika disuruh duduk dengan tenang. Maunya bermain terus,” Maklum namanya juga anak-anak,”pungkasnya.  Hingga, datanglah sejumlah dosen dari universitas terkenal melakukan penelitian di sekolah tersebut. Beliau menjelaskan, ketika ada  beberapa dosen tersebut memegang alih proses pembelajaran berlangsung dengan tenang dan menyenangkan. Anak – anak senang sekali melihat sebuah tayangan dari media powerpoint. Media tersebut, terdapat gambar dan video menarik. Hal ini selaras dengan pendapat dari Sudjana dan Rivai (1989) yang menyatakan bahwa beberapa jenis media yang digunakan dalam proses pengajaran tersebut antara lain media grafis (grafika), gambar fotografi sebagai media pengajaran, media proyeksi yang terdiri dari OHP dan slide serta film strip, media audio (dengar), media tiga dimensi, lingkungan sebagai media pembelajaran. Menurut Sadiman dkk (1996) yang menyatakan bahwa: membagi jenis media ditinjau dari karakteristiknya dibagi menjadi tiga yaitu: Media grafis yaitu yang termasuk media visual, media grafis ini terdiri dari foto, sketsa, diagram, grafik, kartun, poster, peta dan papan panel. Media audio berkaitan dengan indera pendengaran, media ini terdiri dari radio, alat perekam magnetic, laboratorium bahasa, dan tape recorder. Media proyeksi diam, media ini hampir sama dengan media grafis hanya saja pada media ini pesan baru diterima setelah diproyeksikan di projector. Adapun yang termasuk media ini adalah film bingkai, tranfaran, projector dan microfis.

Selain itu, anak-anak diajarkan bagaimana menceritakan kembali sebuah peristiwa yang mereka alami. Misalkan, menceritakan tentang liburannya, menceitakan sebuah kisah yang telah dipelajari, tentu menggunakan basahasanya sendiri. Mencoba menceritakan tentang ciri – ciri benda yang berada disekitarnya, mencoba mencampur warna, dan masih banyak lagi cerita lainnya.

Menurut Jonhson “model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) adalah memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna yang baru”.

Dapat disimpulkan bahwasannya, seorang anak butuh pendidikan atau pengajaran yang tepat. Pembelajaran tepat atau berkualitas dapat tercipta melalui dukungan orangtua dan guru. Orangtua adalah madrasah pertama anak, mengajarkan keimanan kepada Sang Maha Kuasa, Rasul-Nya, dan tujuan ia diciptakan di dunia. Diperkuat lagi oleh seorang guru di rumah kedua, diamana anak dapat bertemu dengan teman sebaya dan orang-orang. Ini, dapat mengembangkan jiwa sosial , rasa empati, simpati, dan lain-lain. Metode pembelajaran oleh dosen tersebut sangatlah kreatif dan inovatif dalam menyiapkan media pembelajaran dan metode pembelajaran disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga suasana pembelajaran akan menyenangkan. Dengan demikian, pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien, dan inovatif

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Belajar

Kunci Pendidikan Profesional

Konsep strategi pembelajaran