Ungkapan Memanusiakan Manusia
Waktu duduk
dibangku sekolah dasar, pasti kalian akan bertemu dengan sebuah hukuman atau
sanksi. Bukan hanya di sekolah dasar saja, melainkan di jenjang – jenjang
sekolah berikutnya. Ketika kita melakukan pelanggaran, entah itu tidak mengerjakan
perkerjaan rumah, ketahuan mencontek, terlambat hadir ke sekolah, atribut tidak
lengkap, dan masih banyak lagi. Bentuk hukumannya
berupa, membersihkan halaman sekolah, membersihkan kamar mandi, atau semakin
ekstrim yaitu berlari keliling lapangan sampai beberapa kali. Semua itu
bertujuan agar memberikan efek jerah. Namun, apakah si pelaku menerima efek
jerah dengan benar ? sehingga tidak akan mengulanginya, atau malah menimbulkan kebencian kepada si
pembuat aturan ? memberontak teriak kebebasan dan semakin liar.
Satu
kasus lagi, masalah di tengah mahasiswa baru. Mereka dulu mengharapkan masuk
kuliah mendapatkan pelajaran yang disukai dan tidak akan menemui pelajaran tak
disukainya. Ketika dijalani ternyata, dia bertemu pelajaran yang dibenci. Timbul
lah rasa stress, malas, hingga ingin keluar dari jurusan. Pindah jurusan karena
merasa tidak cocok dengan jurusannya. Ditambah lagi sifat guru mendidik keras terhadap anak didiknya. Semakin bosan,
lelah, dan hilang semangat belajar. Berbeda, apabila pengajar bersikap ramah, bersahabat,
sabar, sabar, penyanyang, pastilah anak akan senang belajar, dan menaruh
perhatian kepada pengajarnya.
Berbicara
tentang hal di atas, ternyata terungkap dalam teori humanistik. Teori humanistik
yaitu salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang menekankan kehendak
bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali setelah
mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasikan potensi
manusia. Tujuan humanistik adalah membantu manusia mengekspresikan dirinya
secara kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh. Pencetus dari teori
ini ialah, Abraham Maslow. Lahir 1 April 1908 di Brooklyn, New York. Maslow
percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan
keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan
psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan
bagaimana psikolog- psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak
menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan
pikir manusia.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang
memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam
dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa
manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya,
tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan
keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah
kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami
"puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya
maupun sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan
dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang
kurang mengaktualisasi dirinya.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga
untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow,
manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang
paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
kebutuhan akan
udara, makanan, minuman dan sebagainya yang ditandai oleh kekurangan (defisi)
sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan.
2. Kebutuhan akan rasa aman
berhubungan
dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan,
situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya.
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Setiap orang
ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain.
Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh
kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin
punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian
dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang
tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak
sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga.
Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
4. Kebutuhan untuk dihargai
kebutuhan-kebutuhan
akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Kebutuhan
akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap
penting dan apresiasi dari orang lain.
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Saling mengisi, apabila merasa bosan,
putus asa, terasingkan, kehilangan rasa selera dan sebagainya. Membutuhkan ketenangan,
keadilan, kebaikan, bermain, dan masih banyak lagi.
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari
kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.
Kemudian berhenti dengan sendirinya. Maslow memperluas cakupan prinsip
homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan
harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow
menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta
dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir
persis sama dengan insting.
Lantas solusi apa yang bisa kita ambil dari
teori tersebut ? solusinya ialah dalam pemebelajaran harus ada rasa ketenangan,
keharmonisasian supaya tidak tegang saat menerima pembelajaran. Kondisi seperti
ini, akan menciptakan kesuksesan bagi pengajar dan murid. Pada intinya, manusia
itu butuh perhatian dari orang lain. Fitrahnya manusia adalah makhluk sosial,
bermusyawarah, hidup bekelompok, saling bekerjasama.
Tidaklah
mungkin seseorang akan mampu menyelesaikan semua persoalan hidup dengan
sendirian. Butuh tempat curhat, pendengar setia, dan orang yang dipercayai
dapat menyelsaikan masalah. Pesan untuk kita semua, jangan takut bertanya,
jangan malu untuk berbicara, jangan insecure perbanyak beryukur, dan
senantiasa berkomunikasi kepada Sang Maha Pencipta agar hidup tak mudah putus
asa. Senantiasa berfikir positif, semua ujian itu pasti ada hikmahnya. Wajar manusia itu telah terikat dengan aturan supaya agar menemukan jati dirinya.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Humanistik#:~:text=Humanistik%20adalah%20salah%20satu%20pendekatan,keberhasilan%20dalam%20merealisasikan%20potensi%20manusia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
Komentar
Posting Komentar