Multiple Intelligence, Apa itu ?


 

Kita pasti tahu tentang bebagai jenis kecerdasan. Ada kecerdasan emosional, kecerdasan intelektul, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan emosional, bagaimana caranya mengelolah emosional/ persaan kita mulai dari sedih, senang, gebira, kecewa sehingga tingkat ke emosianalan kita stabil tidak berlebihan. Kecerdasaan intelektual, bersangkutan tentang cara kita berfikir kritis dan pandai dalam merangkai kata. Kebanyakan kalau kita melihat orang yang cerdas IQnya mereka akan menguasai berbagai bidang pelajaran. Entah itu sains, matematika, dan masih banyak lagi.

Umumnya, hasil dari tes IQ seseorang dinilai dengan angka dari 0 hingga 200 ke atas dengan pembagian sebagai berikut:

Hasil 70 atau kurang, menunjukkan adanya keterlambatan pemahaman.

Angka 85 sampai 115 menggambarkan kemampuan rata-rata.

Skor di atas 130 biasanya mendeskripsikan tingkat kepandaian yang luar biasa.

Kecerdasan spiritual, menganalisa dan mengeksplorasi perilakunya di lingkungan sosial, serta cara ia menghadapi sebuah masalah. Salah satunya memecahkan masalah yaitu dengan menemukan solusi tepat yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Kecerdasaan tersebut biasanya dapat dilihat dari segi agama. Apabila ibadahnya baik, maka kepribadiannya juga baik. Sebaliknya apabila ibadahnya rusak, maka kepribadiannya akan buruk. hasil dari tes SQ biasanya hanya dinilai dengan angka dari rentang 0 sampai 80 dengan definisi berikut:

0-19 menggambarkan lemahnya kemampuan menganalisa dan meneliti sesuatu. Hasil ini terhitung sebagai di bawah rata-rata.

20-39 menunjukkan kemampuan menganalisa dan meneliti masuk ke dalam kategori rata-rata.

40-50 mendeskripsikan kecerdasan dalam menganalisa terhitung di atas rata-rata.

Tahukah anda ternyata ada teori tentang kecerdasaan majemuk. Hah, majemuk ? Maksudnya bagaimana ? MasyaAllah, ternyata Allah itu menciptakan manusia secomplitenya. Kita diberikan tangan, mata, telinga, hidung, kaki dan berbagai organ dalam yang membuat manusia itu salah satu penciptaan Allah yang sangat sempurna. Allah membedakan manusia dengan makhluk lain. Manusia diberikan akal untuk berfikir sedangkan hewan tidak. Akal ini membuat seseorang akan mengetahui salah atau benar. Mampu berfikir mengenal semua benda - benda yang ada di muka bumi ini. Rasa ingin tahu manusia dalam meneliti berbagai hal membuat akal mereka semakin terasah. Pemikiran yang semakin terasah akan menimbulkan potensi kecerdasaan.Ternyata setelah diteliti, manusia memiliki berbagai jenis kecerdasan. Salah satunya teori kecerdasan majemuk. Berikut ini penjelasan tentang teori kecerdasaan majemuk :

Teori tentang Kecerdasan Majemuk ini bergema sangat kuat di kalangan pendidik karena menawarkan model untuk bertindak sesuai dengan keyakinan bahwa semua anak memiliki kelebihan. Garner dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelegences tahun 1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah suatu menciptakan suatu (produk) yang bernilai dalam suatu budaya. Pada mulanya Howard Gardner menyatakan ada tujuh jenis kecerdasan.


Kecerdasan Bahasa atau linguistik: terdiri dari kemampuan untuk berpikir dalam kata-kata, dan meggunakan bahasa untuk mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang komplek.Pekerjaan yang sesuai bidang ini: penulis, penyair, jurnalis, pembicara,penyiar warta berita dll.

Kecerdasan Logika matematika: kemampuan untuk menghitung, mengukur, mempertimbangkan dalil atau rumus, hipotesis dan menyelesaikan operasi matematik yang kompleks.Ilmuan, ahli matematika, akuntan, ahli mesin dan programmer computer, semua menunjukkan kecerdasan matematik yang kuat.

Kecerdasan Intrapersonal: merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang tepat pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam merencakan dan mengarahkan hidup seseorang. Beberapa orang yang menunjukkan kecerdasan ini adalah teolog, psikolog, filsuf.

Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan yang efektif dengan orang lain. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh guru, para pekerja sosial, actor, atau politisi.

Kecerdasan Musik atau musikal: kepekaan terhadap titinada, melodi, irama dan nada. Orang yang menunjukan kecerdasan ini adalah komposer, dirigen, musisi, krtikus, pengarang musik, bahkan pendengar musik.

Kecerdasan Visual dan Kecerdasan Spasial: kemampuan untuk mengindera dunia secara akurat dan menciptakan kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut.Kecerdasan ini seperti yang tampak pada keahlian pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek.

Kecerdasan kinestetik: kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan trampil dan memegang objek dengan cakap. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh para atlet, penari, ahli bedah, masyarakat pengrajin.

Kemudian sesuai dengan perkembangan penelitiannya, pada tahun 1990-an, Howard Gardner memasukkan kecerdasan yang ke delapan yaitu kecerdasan alamiah (naturalis).


8. Kecerdasan Alam atau Kecerdasan Naturalis: kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi aneka spesies, tumbuhan atau flora dan hewan fauna, dalam lingkungan. Ahli Biologi, pecinta alam, penjelajah alam.dll.

Menurut Howard Gardner, semua orang unik dan semua orang memiliki caranya sendiri untuk memberikan kontribusinya bagi budaya dalam sebuah masyarakat. Dalam penelitiannya tentang kapasitas(kemampuan) manusia, ia menetapkan kriteria yang mana kriteria tersebut mengukur apakah bakat seseorang benar-benar merupakan kecerdasan. Setiap kecerdasan pastinya memliki ciri-ciri perkembangan, dapat diamati bahkan dalam kasus khusus seperti sebuah kejadian ajaib pada penderita idiot atau autis savant, mereka semua membuktikan adanya pemusatan pada otak dan menciptakan sebuah rangkaian simbol dan notasi. Howard Gardner menyatakan bahwa setiap orang memiliki semua komponen (spectrum) kecerdasan, memiliki sejumlah kecerdasan yang tergabung yang kemudian secara personal menggunakannya dalam cara yang khusus. Howard Gardner telah memecahkan teori tradisional tentang kecerdasan yang telah melekat menjadi dua keyakinan dasar masyarakat, bahwa kemampuan seseorang adalah sebuah kesatuan dan bahwa semua individu cukup digambarkan dengan sebuah kecerdasan tunggal yang dapat diukur. Howard Gardner menilai teori ini berfokus secara berlebihan pada kecerdasan linguistik dan matematik sehingga menghambat pentingnya mengetahui tentang bentuk kecerdasan yang lain. Banyak siswa yang gagal menunjukkan prestasi akademiknya dikategorikan dalam penghargaan yang rendah atau low esteem dan kemampuan mereka(yang sebenarnya) menjadi tidak terlihat/muncul/terjadi dan hilang dari sekolah dan bahkan dari masyarakat secara luas. 

Howard Gardner melihat kecerdasan sieseorang dalam sebuah nilai dan tes yang terstandard, ia mendefinisikan kecerdasan sebagai:

Kemapuan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan nyata. 

Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk diselesaikan. 

Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) atau menawarkan sebuah pelayanan yang dihasilkan dari kebudayaannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Belajar

Kunci Pendidikan Profesional

Konsep strategi pembelajaran