Keterampilan Dasar Mengajar Kreativ dan Produktif


 

Sebagai calon pendidik, mahasiswa harus mengetahui bagaimana cara mentransfer ilmu kepada peserta didik. Ilmu harus senantiasa di teruskan pada genarsi selanjutnya. Mulai sejak dini manusia harus diberikan sebuah pengajaran yang tepat. Terlebih lagi pada usia emas, perkembangan anak semakin cepat. Anak mulai menstimulus semua kejadian yang berada di lingkungan sekitarnya. Lingkungan juga dapat mempengaruhi karakter anak. Apabila, lingkungannya baik maka dia akan baik, sebaliknya apabila lingkungan buruk maka dia akan buruk juga perilakunya. Oleh karena itu, kita sebagai calon tenaga pendidikan harus tahu keterampilan dasar  apa saja sih, untuk mendidik  murid. Sebelum kita membahas tentang keterampilan dasar mengajar anak usia dini, saya ingin menjelaskan tentang kreatif dan produktif.

Menurut Aris (2014 : 41) Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif, bila ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan, oleh karena itu perlu dipupuk sejak usia dini. Melalui aktivitas bermain yang sistematis dan disesuaikan dengan kelompok usia pertumbuhan dan perkembangan maka potensi kreativitas anak akan berkembang secara optimal. Bermain sangat penting bagi anak. Penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Menurut Supriyadi (2001: 7) dalam Aris (2014 :44) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Jadi, dalam proses pembelajaran anak usia dididik melalui bermainan seperti keterampilan menghitung, bermain peran, membaca, menulis, mewarnai. Tentunya melihat dari bakat dan minat anak. Sehingga kita sebagai guru harus berupaya untuk mengembangkan potensinya. Membantu anak menemukan bakat minatnya.

            Selain itu, calon pendidik harus dapat produktif dalam mengajar anak. Produktif ini dapat diartikan dalam model pembelajaran menekankan keterlibatan siswa aktif baik intelektual maupun emosional melalui eksplorasi konsep yang dikaji, bertanggung jawab menyelesaikan tugas secara bersama, bekerja keras, berdedikasi tinggi, mahasiswa mengkonstruksi sendiri konsep yang dikaji, serta percaya diri untuk menjadi kreatif produktif.

Bagaimana caranya agar anak dapat kreatif dan produktif ?

Pengembangan Kreativitas melalui Bermain Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak. Mulai bermain secara alamiah anak menemukan lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri. Dalam bermain anak-anak dapat menghargai perasaan orang lain dan merasakan kepercayaan diri mereka dalam proses yang dinamis, hal-hal yang terpenting untuk dirinya dan pengalaman bermain yang positif (Caplan & Caplan, 1974 dalam Carrol, 1992). Bagi anak-anak dunia bermain adalah dunia mereka. Bermain mempengaruhi pikiran, mental, kematangan emosional dan perkembangan jiwa mereka. Saat bermain anak merasa bebas menemukan dunianya sendiri dalam berkarya dan merasa berkaya.

Sofia Hartati (2005: 92) membagi tahapan bermain di bagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Exploration Play (0 – 2 tahun); Dalam tahap ini anak sudah mulai timbul rasa ingintahunya untuk menjelajahi dunia sekitar dan dirinya sendiri. Anak akan bergerak ke sana ke mari hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dilakukan tanpa aturan serta tujuan yang jelas.

2. Competency Play (3 – 6 tahun); adalah tahap anak melakukan aktivitas dengan cara meniru orang lain yang dilihatnya. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu, misalnya cara memegang s atau pensil.

 3. Achievement Play (7 – 10 tahun); adalah tahap permainan di mana anak sudah mulai melakukan kegiatan bermain yang sifatnya kompetitif. Kegiatan ini dilakukan karena anak sudah ingin menunjukan pretasinya.

Anak lebih cenderung aktif bermain, dalam hal ini pembelajaran apa yang bisa kita terapkan ? berikut ragam permainan bagi anak usia dini dalam buku yang berjudul “ Psikiologi Bermain Anak Usia Dini” oleh Diana Mutiah.

A.    Permainan dengan angka

Belajar huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan di masa akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution dan Baratta Lorton dalam bukunya Math Their Way keduanya mendasarkan pada teori Piaget yan menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak. Burns mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmatika, berhitung) pola dan fungsinya, geometri, ukuran – ukuran, grafik, estimasi, probabilitas, pemecahan masalah.

Penguasaan masing -  masing kelompok melalui tiga tahap yaitu,:

1.      Tingkat pemahaman konsep

Anak akan memahami konsep melalui pengalaman bekerja / bermain dengan benda konkret.

2.      Tingkat menghubungkan konsep konkret  dengan lambang bilangan

Setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang konsep. Kejelasan hubungan antara konsep konkret dan lambang bilangan menjadi tugas guru yang sangat penting dan tidak tergesa- gesa.

3.      Tingkat lambang bilangan

Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsep konkret yang telah mereka pahami. Berilah  kesempatan  yang cukup untuk menggunakan alat konkret hingga melepaskannya sendiri.

Ketiga proses  tersebut sangat membantu anak dalam memahami matematika. Bahkan dapat mencegah terjadinya ketakutan terhadap pelajaran matematika. Burns mengumpamakan ketiga tahapan seperti sebuah kereta lengkap dengan kereta dan kudanya. Kuda adalah konsep, gerobak adalah tugas – tugas yang berupa lambang – lambang. Sehingga kuda harus berada di depan untuk bisa menarik gerobak.

 

Montessori menyatakan bahwa untuk usia balita suatu permainan sederhana seperti menghitung jari kaki maupun jari tangannya merupakan awal yang baik. Manfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungan anak, seperti menghitung tangga, jumlah botol yang dikantong besar tukang susu keliling, pepohonan di sepanjang block perumahan ataupun bunga yang sedangkan kembang di halaman. hal ini dapat merangsang kesadaran anak – anak terhadap angka – angka. Sehingga jika angka – angka dipelajari sebagai bagian rutinitas, maka anak akan terbiasa dengan hitung menghitung saat bermainan.

 

Upaya mempekenalkan konsep bilangan anak dapat diajarkan melalui menyanyi dan gerak tubuh seperti : lagu “ Sayang Semuanya”, “ Satu ditambah Satu”, “ Anak ayam berkotek”.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Belajar

Kunci Pendidikan Profesional

Konsep strategi pembelajaran