Teori Perkembangan Aud menurut Jean Piaget.



Istilah kognitif mulai banyak dikemukakan ketika teori-teori Jean Piaget banyak ditulis dan dibicarakan pada kira-kira permulaan tahun 1960. Pengertian kognitif sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget sendiri mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, bahasa menjadi salah satu objek materialnya, karena bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi kognitif.

Piaget melihat adanya sistem yang mengatur dari dalam, sehingga organisme mempunyai sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain. Hal seperti ini juga terjadi dalam sistem kognisi, sistem yang mengatur di dalam yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Tahap-tahap perkembangan oleh Jean Piaget dibagi dalam masa-masa perkembangan sebagai berikut:

Masa Sensori-motori (0-2 tahun)

Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya dan mengenal objek-objek. Contohnya, yang jelas dapat dilihat pada kemampuan bayi untuk menggerakkan otot-otot di sekitar mulut, gerakan mengenyot bilamana sedang menyusu. Jelas bahwa refleks yang diperlihatkan bayi bukan suatu kemampuan yang timbul dari hasil belajar melainkan sesuatu kemampuan yang sudah ada ketika bayi dilahirkan. 

Masa Pra-operasional (2-7 tahun)

Perkembangan yang jelas terlihat pada masa ini berbeda dari masa sebelumnya ialah kemampuan mempergunakan simbol. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang tidak terlihat dengan sesuatu yang lain. Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Dengan berkembangnya kemampuan mensimboliskan ini, anak dapat memperluas ruang lingkup aktivitasnya yang menyangkut hal-hal yang sudah lewat, atau hal-hal yang akan datang, dan masa sekarang.

Pada masa pra-operasional, dasar-dasar pengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat khusus dan benda-benda tersebut sudah bisa dilakukan, tetapi baru dengan satu dimensi saja. Piaget mengatakan anak-anak pada masa pra-operasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak.

Masa Operasional Konkrit (7-11 tahun)

Pada masa ini anak-anak sudah mulai bisa melakukan bermacam-macam     tugas, misalnya menyusun tongkat-tongkat, dan menjawab pertanyaan mengenai angka maupun huruf dengan benar.

Egosintrisme pada anak terlihat dari ketidakmampuannya untuk melihat pikiran dan pengalaman sebagai dua gejala yang masing-masing berdiri sendiri. 

Masa Operasional Formal (11-dewasa)

Masa ketika seorang anak memperkembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak bisa memikirkan hal-hal apa saja yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak dan menduga apa yang terjadi.

Piaget dengan teori-teorinya bermaksud menerangkan perkembangan kognisi pada anak-anak yang baru dilahirkan dan seterusnya lebih menghendakinya sebagai sumbangannya terhadap pengetahuan tentang kemanusiaan daripada sebagai penerapan teori-teorinya di dalam ruang kelas. Piaget menganggap hal belajar sebagai suatu proses yang aktif dan harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Belajar pada anak bukan sesuatu yang sepenuhnya bergantung pada guru.

Asumsi Dasar Teori Piaget

"Interaction with one’s physical and social environments is essential for cognitive development."

Pengalaman baru adalah sebuah esensi terjadinya proses perkembangan kognitif dan belajar. Piaget menekankan pentingnya mengarahkan anak-anak untuk berinteraksi dengan lingkungan fisik, misal bermain air dan tanah, mengukur sesuatu, berlatih sepakbola. Melalui manipulasi lingkungan, anak akan mengembangkan prinsip sebab-akibat, ciri-ciri alam, karakteristik berat, dsb. Melalui interaksi sosial, anak akan mulai melihat bahwa setiap individu memiliki sudut pandang yang berbeda.

"The process of equilibration promotes progression toward more complex levels of thought."


Ketika ada sebuah peristiwa baru yang sesuai dengan skema maka anak berada dalam posisi ekuilibrium. Ekuilibrasi adalah suatu mekanisme untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya. Terjadi pada saat konflik kognitif (disekuilibrium)

Ekuilibrasi/Kesetimbangan Ekuilibrasi/kesetimbangan adalah perpindahandari keseimbangan (equilibrium) ke ketidakseimbangan (disequilibrium) dan kembali lagi ke keseimbangan (equilibrium), sebuah proses yang mempromosikan perkembangan pemikiran dan pemahaman yang kompleks.Para siswa bergerak bolak-balik di antara kondisi keseimbangan dan ketidakseimbangan. Hasrat akan keseimbanganlah yang mendorong para siswa untukmengkonstruksi skema-skema baru atau mengakomodasi skema-skema yang sudah ada.

"Cognitive development can proceed only after certain genetically controlled neurological."

Perkembangan kognitif tergantung kepada tingkat kematangan otak. Anak SD belum mampu berpikir sebagaimana orang dewasa karena secara neurologis belum matang.

Proses Perkembangan

Skema,menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.

Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.

Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.


Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.


Sumber :

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif) download 24/10/20

(https://jabdul.web.ugm.ac.id/?p=213)download 24/10/20

Rumawir. Michell. Pemikiran Tokoh-Tokoh dan Teori Mengenai Pendidikan Anak Usia Dini. (Online) (https://www.slidesahre.net/mobile), download 24/10/20


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Belajar

Kunci Pendidikan Profesional

Konsep strategi pembelajaran